Friday, 27 January 2017

Kemajemukan di Kepulauan Riau

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah -Nya Kelompok dapat menyelesaikan makalah “Kemajemukan Masyarakat di Kepulauan Riau” ini.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia,  makalah ini juga disusun dengan maksud agar kami selaku mahasiswa dapat memperluas ilmu dan pengetahuan. Dalam penulisan makalah ini Kelompok mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, terutama kepada orang tua yang selalu memberi semangat serta dosen yang tak letih memberikan arahan dan bimbingan kepada kami selaku mahasiswa.
Secara khusus Kelompok menyampaikan terima kasih juga kepada rekan-rekan sesama kelompok.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan. Dalam penulisan makalah ini Kelompok kami masih mempunyai banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
            Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.






 







BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

            Pernahkah anda perhatikan keadaan masyarakat Indonesia ? bengsa yang tersebar dari sabang sampai merauke ini, terdiri dari bermacam suku bangsa, budaya, ras dan agama. Disebut juga masyarakat majemuk atau multikultur. Kondisi masyarakat seperti ini jika berjalan serasi dan harmonis akan menciptakan integrasi sosial. Jika tidak, terjadilah di sintegrasi sosial atau konflik sosial. Pengaruh kemajemukan masyarakat yang perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan konflik sosial adalah munculnya sikap primordial (primordialisme) yang berlebihan dan stereotip etnik. Indonesia dikenal dengan kemajemukan masyarakat, baik dari sisi etnisitas maupun budaya serta agama dan kepercayaannya. Kemajemukan juga menjangkau pada tingkat kesejahteraan ekonomi, pandangan politik serta kewilayahan, yang semua itu sesungguhnya memiliki arti dan peran strategis bagi masyarakat Indonesia. Meski demikian, secara bersamaan kemajemukan masyarakat itu juga bersifat dilematis dalam rangka penggalian, pengelolaan, serta pengembangan potensi bagi bangsa Indonesia menapaki jenjang masa depannya.
            Nah disini kami akan membahas Kemajemukan masyarakat Kepulauan Riau yang banyak perbedaan dari suku, agama, ras dan budaya yang bermacam-macam, terlebih lagi banyaknya pendatang yang membawa budaya dan sukunya masing-masing maka semakin beragam  kebudyaan yang ada dikepulauan riau ini dan dapat berpotensi membantu bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang bersama. Sebaliknya, jika kemajemukan masyarakat tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan menyuburkan berbagai prasangka negative antar individu dan kelompok masyarakat yang akhirnya dapat merenggangkan ikatan solidaritas sosial.
Rumusan Masalah
            Berawal dari latar belakang tersebut, kami mencoba menyampaikan permasalahan antara lain :
1.      Bagaimana kemajemukan masyarakat Kepulauan Riau.
2.      Factor – factor apa saja yang menyebabkan kemajemukan di Kepulauan Riau.
3.      Konflik seperti apa yang mungkin terjadi bila kemajemukan terpecah dan
4.      Apa solusi jika kemajemukan terpecah belah.
Tujuan
            Tujuan makalah ini guna menambah wawasan bagi pembaca dan penulis dan memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia tentang kemajemukan masyarakat di Kepulauan Riau.
            Metode dan prosedur yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan pengumpulan informasi-informasi data mengenai kemajemukan masyarakat khususnya di Kepulauan Riau dari beberapa buku dan browsing di Internet.

BAB 2
PEMBAHASAN

            Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands India:A Study Of Plural Economy (1967), untuk menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras dan etnis sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik, kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukan oleh struktur masyarakatnya yang unik, keaneka ragaman dalam berbagai hal.

2.1 Kemajemukan Masyarakat di Kepulauan Riau

            Teman-teman disini kami sedikit menjelaskan bahwa keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam – macam ataupun berjenis – jenis seperti halnya binatang atau tumbuhan. Manusia sebagai mahkluk Tuhan yang paling sempurna yang tetaplah berjenis satu, disini keragaman manusialah yang dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahkluk individu yang setiap individu memiliki cirri khasnya tersendiri.
            Kemajemukan asal katanya majemuk yang berarti atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan, sedangkan kemajemukan berarti keanekaragaman agama, ras dan etnik. Kemajemukan agama dalah hal yang tidak bisa dihindari terutama di Indonesia dan untuk menjaga hubungan yang harmonis, setiap orang harus saling menghormati. Di makalah ini kami akan sedikit bercerita tentang kemajemukan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, Kepulauan Riau selain letak geografisnya yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk selat malaka dari sebelah timur juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni singapura. Disamping itu provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan motto berpancang amanah, bersauh marwah, provinsi kepulauan riau bertekad membangun daerahnya menjadi salah satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berahklak mulia.
            Kepulauan Riau terdiri dari beberapa kota yaitu kota bintan, tanjung balai karimun, tarempa, daik, ranai, batam dan kota tanjungpinang, dibeberapa kota ini terdapat beberapa perbedaan yang kita kenal dengan kemajemukan, seperti dari akar katanya majemuk yang berarti banyak, maka kemajemukan adalah segala sesuatu yang memiliki sifat beragam, bervariasi, bermacam-macam ataupun berbeda. sebagai contoh kita dapat melihat konteks Indonesia yang sangat majemuk dan kata kemajemukan identik dengan keberagaman agama. Sebenarnya kata atau lebih tepatnya istilah kemajemukan bukan hanya berfungsi untuk menggambarkan konteks agama yang beragam/berbeda, melainkah lebih dari itu. kemajemukan juga berlaku bagi kehidupan pendidikan, status sosial, suku, ras, etnis, bahkan gender. Di Kepulauan Riau sendiri banyak sekali perbedaan/kemajemukan, perbedaan itu antara lain :
1.      Agama (Islam, kristen katolik, protestan, budha, konghucu, hindu)
2.      Ras dan
3.      Keragaman suku
            Masyarakat yang mejemuk merupakan keistimewaan tersendiri untuk suatu bangsa dikarenakan keanekaragaman kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman ideology bertindak, berfikir dan bersosial budaya. Masyarakat yang mejemuk atau multi tehknik memiliki pola fikir yang berbeda dikarenakan karakter prinsip sosial budaya mereka yang berbeda. menurut Furnivall, masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang sangat sulit untuk berintegrasi, karena masyarakat majemuk sadar bahwa setiap kelompok memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
KOMPAK : (Dari Kanan) Rosita Berlian yang beragama Kristen Katolik, Poly Berlian ibu mereka yang beragama Buddha, Hj Elsa Zen menantu Poly muslim berdarah Melayu, cicit Poly beragama Buddha dan cucu Poly yang beragama Kristen saat duduk bersama dan berbincang hangat di kediaman Poly Berlian, Jalan Karet No 1 Tanjungpinang. f-taufik a habu/tanjungpinang pos (sumber : Tanjungpinang pos)
            Keluarga Bhineka Tunggal Ika di Tanjungpinang. gambar diatas menunjukan bahwa perbedaan tidak menghalangi tali persaudaraan diantara mereka – “pelukan hangat” Tanjungpinang pos berada dirumah alm Sudik Berlian Poly di jalan karet No.1 Tanjungpinang. agama, suku, dan rasa yang berbeda tidak jadi jurang pemisah dalam satu keluarga.
            Maka dari itu teman – teman sangat penting menjaga kerukunan selain kita dipandang positif oleh orang-orang yang ada dilingkungan kita, kita juga lebih banyak teman dan itu sangat mengasyikkan bukan ? terlebih lagi kita hidup didunia ini tidak sendiri, kita hidup saling berdampingan. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini di dalam suatu lingkungan. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki beragam agama. Tak hanya masalah adat – istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.
            Walaupun mayoritas penduduk Indonesia khususya kepulauan riau memeluk agama islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, khatolik, hindu dan budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh masyarakat di Kepulauan Riau.

2.2 Kebijakan Pemerintah di Kepulauan Riau

            Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi konflik antar umat beragama. Berbagai kebijakan pemerintah telah diterbitkan untuk memperbaiki keadaan. Berbagai rambu peraturan telah disahkan agar meminimalisir bentrokan kepentingan antar umat beragama.
Seluruh peraturan pemerintah yang membahas tentang kerukunan hidup antar umat beragama mencakup empat (4) masalah pokok masalah, yakni sebagai berikut :
1.      Pendirian Rumah Ibadah
2.      Penyiaran Agama
3.      Bantuan ke Agamaan dari luar Negeri
4.      Tenaga Asing Bidang Keagamaan
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia.
·         Selalu siap membantu sesama. Jangan melakukan diskriminatif terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan.
·         Selalu jaga rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka anut.
Factor yang menyebabkan kemjemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :
a)      Keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari lima pulau besar dan lebih dari 13.000 pulau kecil sehingga hal tersebut menyebabkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa, dimana setiap suku bangsa memandang dirinya sebagai suku jenis tersendiri.
b)      Letak Indonesia diantara samudra Indonesia dan samudra pasifik serta diantara benua asia dan Australia, maka Indonesia berada ditengah tengah lalu lintas perdagangan, hal ini mempengaruhi pluralitas/kemajemukan agama.
c)      Iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah kepulauan nusantara ini merupakan factor yang menciptakan kemajemukan regional. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kemajemukan Indonesia tampak pada perbedaan warga msyarakat horizontal yang terdiri atas berbagai ras, suku, agama, adat, bangsa dan perbedaan kedaerahan.

2.3 Konflik Yang Akan Timbul Akibat Keanekaragaman

            Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa keragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun disisi lain realitas keanekaragaman di Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik sosial berbau sara (suku, agama, ras dan adat). Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa. Konflik – konflik yang akan terjadi di kita umumya muncul sebagai akibat keanekaragman etnis, ras, agama dan adat, seperti halnya konflik konflik antar etnis yang tejadi dikalimantan barat, Sulawesi tengah, papua dan lain – lain. Di Kalimantan barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan hukum terhadap suku asli dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal. Masyarakat dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan – kebijakan yang diskriminatif.
            Sementara pengakan hukum terhadap salah satu kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bayangkan saja teman-teman jika kemajemukan yang ada di Indonesia ini terpecah belah ? mau jadi seperti apa Negeri ini ? kita lihat seperti halnya perang rohingya perang antar agama, baru-baru ini tempo.com, yangoon mengabarkan bentrokan bersenjata terjadi di Negara bagian Rakhine, Myanmar, sepanjang akhir pekan lalu. Sekitar 30 pembentrok muslim rohingnya tewas selama pertempuran dua hari dengan militer Myanmar. Wilayah utara Rakhine merupakan kawasan permukiman minoritas muslim rohingnya yang berbatasan dengan Bangladesh. Kawasan ini menjadi target operasi militer Myanmar, sejak terjadi serangan di pos perbatasan yang menewaskan Sembilan polisi Myanmar oktober 2016 lalu.
            Hubungan antar agama di Myanmar adalah masalah yang kompleks. Warga muslim, terutama di rohingnya dikonfrontasikan dengan rasa takut mendalam terhadap islam di masyarakat dan Negara yang mayoritas warganya beragama budha. Warga yang fundamental mengklaim bahwa kebudayaan budha serta masyarakat terdesak oleh warga muslim. Apalagi Myanmar dikelilingi Negara – Negara yang mayoritas warganya beragama islam, seperti Bangladesh, malasysia dan Indonesia. Warga rohingnya dianggap sebagai ancaman terhadap gaya hidup dan kepercayaan budha.
            Dalam praktek berbangsa dan bernegara di Negara Indonesia, masyarakat Indonesia terbagi atas lapisan-lapisan kelas sosial yang terbentuk dengan sendirinya dan sudah seharusnya ada dalam struktur sosial masyarakat. Indonesia merupakan Negara dengn masyarakat majemuk sehingga memunculkan keanekaragaman dalam berbagai aspek yang juga menyebabkan adanya lapisan sosial yang beragam. Kemajemukan yang terdapat di Indonesia, selain memperkaya juga berpotensi menimbulkan konflik. Konflik yang dapat terjadi dalam dua macam yaitu konflik yang bersifat ideologis dan konflik yang bersifat politis. Di konflik ideologis, konflik tersebut muncul dalam perbedaan presepsi dari berbagai golongan masyarakat dalam menyikapi suatu hal. Sementara di tingkat politis, konflik terjadi disebabkan karena adanya pertentangan dalam pembagian sumber kekuasaan. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan konflik yang terdapat dalam masyarakat Indonesia yang majemuk di minimalisir dengan keadaan Indonesia yang sudah merdeka. Merdekanya Indonesia secara tidak langsung juga menyatukan masyrakat Indonesia yang tadinya bersifat ke daerahan. Struktur masyarkat Indonesia yang majemuk memang memiliki potensi untuk kemunculan suatu konflik akan tetapi tidak dapat di pungkiri sebgai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan keberadaan orang lain. Oleh karena itu, interaksi antar individu, terlebih hubungan antar lapisan masyarakat saling bertoleransi sangat dibutuhkan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan jauh dari konflik yang bisa memuat Indonesia terpecah belah karena perbedaan.

Contoh Konflik di Indonesia

Konflik Sosial Kasus Tegal dan Cilacap

             konflik dapat bersifat tertutup, dapat pula bersifat terbuka. Konflik berlangsung sejalan dengan dinamika masyarakat. Hanya saja, terdapat katup-katup sosial yang dapat menangkal konflik secara dini, sehingga tidak berkembang dan meluas. Namun ada pula factor di dalam masyarakat yang mudah menyulut konflik menjadi berkobar sedemikian besar, sehingga memporak porandakan rumah, harta benda lain dan mungkin juga penghuni sistem sosial tersebut secara keseluruhan. Konflik antar desa di tegal (senin, 10 Juli 2000) dan konflik antar kampung cilacap (kamis, 6 Juli 2000) hanyalah merupakan contoh betapa hal-hal yang bersifat sederhana ternyata dapat menjadi penyulut timbulnya amuk dan kerusuhan masa yang melibatkan bukan hanya pihak-pihak yang bertikai, melainkan juga seluruh desa.

Konflik Anak-anak Yang Putus Sekolah di Karenakan Membantu Orang tuanya

            Banyak anak usia wajib belajar yang putus sekolah karena harus bekerja. Kondisi itu harus menjadi perhatian pemerintah karena anak usia wajib belajar mesti menyelesaikan pendidikan SD-SMP-SMA/SMK tanpa hambatan, termasuk persoalan biaya. Dan kebanyakan mereka yang bekerja terjebak dengan berbagai jenis pekerjaan yang berakibat buruk terhadap kesehatan fisik, mental emosional dan seksual. Awalnya membantu orang tua, tetapi kemudian terjebak menjadi pekerjaan permanen, dan akibatnya mereka sering bolos sekolah dan pada akhirnya putus sekolah.
            Bagi anak-anak miskin, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) saja belum cukup. Pemerintah dan sekolah juga mesti memikirkan pemberian beasiswa tambahan untuk pembelian seragam dan alat tulis, serta biaya transportasi dari rumah ke sekolah agar anak usia wajib belajar tidak terbebani dengan biaya pendidikan.

Konflik Indonesia dan Malaysia

            Terdengar suatu yang biasa namun sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia pasti dapat merasakan suatu pemicu perang dingin yang dibuat oleh Indonesia, semua berasal dari Malaysia. Mulai merebut ambalat, Malaysia mengklain kesenian reog ponorogo sebagai kesenian asli Malaysia, Malaysia memasukan tari pendet dalam iklan pariwisatanya, penganiayaan dan pembunuhan TKI, kasus manohara, dan pencurian sumber daya alam baik pulau maupun lautan merupakan penyebab konflik kedua Negara ini. Perhadangan dinas kelautan yang baru kali ini terjadipun telah membuat panas hubungan kedua Negara, ditambah lagi pelemparan kotoran manusia kegedung kedutaan besar Malaysia di Indonesia.

Konflik 5 Gereja di bakar oleh 10.000 masa di situ bondo karena adanya konflik yang di sebabkan oleh kesalah pahaman.

2.4 Solusi Agar Perbedaan Ini Tetap Harmonis

Sikap Menghormati Keragaman Suku Bangsa

            Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya dan daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu dibawah falsafah dan dasar Negara Pancasila. Kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia. Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada lingkungan kita, seperti gotong-royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Dapat mengembangkan sikap meghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari – hari, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b.      Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah dan kerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.       Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
d.      Dapat saling pengertian antar suku
e.       Menghilangkan prasangka buruk antar suku
f.       Timbulkan lah rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

BAB 3
KESIMPULAN

            Kemajemukan asal katanya adalah majemuk yang berarti atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan, sedangkan kemajemukan berarti keanekaragaman. Dengan demikian kemajemukan agama, ras, dan etnik dapat diartikan sebagai keanekaragaman agama, ras, budaya, daerah, dan etnik.
            Kemajemukan agama adalah hal yang tidak bisa dihindari tertutama di Indonesia dan untuk menjaga hubungan yang harmonis, setiap orang harus saling menghormati. Secara biologis konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelomok orang kedalam suatu kelompok tertentu yang secara genetic memiliki kesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambu, hidung dan bentuk wajah. Perbedaan seperti ini hanya mewakili factor tampilan luar.
            Etnik adalah sekumpulan manusia yang memiliki kesamaan ras, adat, agama, bahasa, keturunan dan memiliki sejarah yang sama sehingga mereka memiliki keterikatan sosial sehingga mampu menciptakan sebuah sistem budaya mereka sendiri dan terikat di dalamnya.

Saran

            Nah teman-teman dengan adanya perbedaan agama yang ada di kepulauan riau, kita harus tetap menjaga kerukunan terhadap satu dengan yang lain karena kita semua warga Negara Indonesia yang dimana Bhineka Tunggal Ika sebagai identitas Negara yang kita tercinta ini, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dengan adanya perbedaan agama, ras, suku, dan budaya tidak berarti kita harus bermusuhan antara satu dengan yang lain tetapi dengan adanya perbedaan kita harus menghormati satu dengan yang lain, saing melengkapi, hidup rukun, saling toleransi satu sama lain.

No comments:

Post a Comment

Sejarah Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang             Dumairy (1996) mengatakan bahwa Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur sert...