BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dumairy (1996) mengatakan bahwa
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur
1. Manusia
sebagai subjek .
2. Barang
– barang ekonomi sebagai objek.
3. Serta
seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
berekonomi.
Adapun pengertian lain untuk
sistem ekonomi ini, salah satunya sistem ekonomi merupakan suatu organisasi
yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial, politik,
ide-ide) yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya yang ditujukan kearah
pemecahan masalah – masalah : produksi, distribusi dan konsumsi yang merupakan
problem dasar setiap perekonomian.
Ilmu ekonomi ialah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Masalah
ekonomi adalah ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut
kemudian menyebabkan kelangkaan.
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari
kata yunani oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos atau
“peraturan, aturan hukum” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan
rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang dimaksud dengan
ahli ekonomi adalah orang yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam
bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi
dapat dibagi dalam beberapa cara, yang paling terkenal mikroekonomi vs
makroeekonomi. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen,
keluarga, bisnis dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang
bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penilitian
ilmiah, dan kematian, politik, kesehatan, pndidikan, dan keluarga. Hal ini
dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan diatas
adalah ilmu ekonomi ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang
dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah :
v Teori
pasar bebas
v Teori
lingkaran ekonomi
v Invisible
hand
v Informatic
economy
v Daya
tahan ekonomi
v Merkantilisme
Ada
sebuah peningkatan trend yang dimana orang mengaplikasikan ide dan metode
ekonomi dalam konteks yang lebih luas.. focus analisis ekonomi adalah “pembuat
keputusan” dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi dengan pelihan –
pilihan. Misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal dan
agama. Garry Becker dari University Of Chicago adalah perintis trend ini. Dalam
artikel – artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan
melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan
untuk menerangkan prilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan
sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak
ahli mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang sudah
cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada didunia. Imu ekonomi akan
mengalami perubahan besar dalam ide, konsep dan metodenya walaupun menurut
pendapat kritikus, kadang – kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang
benar sehingga sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini
menimbulkan pertanyaan “apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi ? “(ilmu ekonomi – Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.htm)”
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Perkembangan Sistem Ekonomi di Indonesia
v 1950
– 1959 : sistem ekonomi liberal (masa demokrasi liberal)
v 1959
– 1966 : sitem ekonomi etatisme (masa demokrasi terpimpin)
v 1966
– 1998 : sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi)
v 1998
– sekarang : sistem ekonomi pancasila (demokrasi terpimpin)
Sebelum
merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa
periode. Ada empat Negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis,
Belanda, Inggris dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di
Indonesia karena keburu di usir oleh Belanda, lalu Belanda yang berkuasa selama
sekitar 350 tahun, sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga
kini. Untuk menganalisa sejarah perekonomian Indonesia, rasanya perlu membagi
masa pendudukan Belanda menjadi beberapa periode, berdasarkan perubahan –
perubahan kebijakan yang mereka berlakukan di Hindia Belanda (sebutan untuk
Indonesia pada saat itu).
Vereenigde
Oost-Indische Compagnie (VOC), belanda yang saat itu menganut paham merkantilis
benar – benar menancapkan kukunya di Hindia Belanda. Belanda melimpahkan
wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC (Vereenigde Oost-Indische
Compagnie), sebuah perusahan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari
persaingan antar sesame pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan
imprialis lain seperti EIC (inggris).
Untuk
memudahkan aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain
meliputi :
a) Hak
mencetak uang
b) Hak
mengangkat dan memberhentikan pegawai
c) Hak
menyatakan perang dan damai
d) Hak
untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
e) Hak
untuk membuat perjanjian dengan raja – raja
Orde Lama
Masa pasca kemerdekaan (1945 –
1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa
awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
Inflasi
yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang
secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerinta RI menyatakan
tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank,
mata uang pemerintah Hindia Belanda dan mata uang penduduk jepang. Kemudian
pada tanggal 6 maret 1946, panglima AFNEI (Allied Forces For Netherlands East
Indies / pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah – daerah
yang dikuasai sekutu. Pada bulan oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan
uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang
jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar
mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
Adanya
blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
perdagangan luar negri RI yang menyebak kas Negara kosong dan eksploitasi besar
– besaran dimasa penjajahan.
Usaha – usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kesulita – kesulitan ekonomi, antara lain :
1. Program
pinjaman nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan
persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada juli 1946.
2. Upaya
menembus blockade dengan diplomasi beras ke India, mengadakan kontak dengan
perusahaan swasta Amerika dan menembus blockade belanda di sumatera dengan
tujuan ke Singapura dan Malaysia.
3. Konferensi
ekonomi, februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat
dalam menggulangi masalah – masalah ekonom yang mendesak, yaitu : masalah
produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan – perkebunan.
4. Rekontruksi
dan rasionalisasi Angkatan perang (RERA) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan
perang ke bidang – bidang produktif.
Masa Demokrasi Liberal
(1950 – 1957)
Masa
ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya
menggunakan prinsip – prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar
sesuai dengan teori – teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez
passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan
pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya
memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Masa Demokrasi
Terpimpin (1959 – 1967)
Sebagai
akibat dari dekrit presiden 5 juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem
etatisme (segala – galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini,
diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial,
politik dan ekonomi. akan tetapi, kebijakan – kebijakan ekonomi yang diambil
pemerintah dimasa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara
lain :
a) Devaluasi
yang diumukan pada pada 25 agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :
uang kertas pecahan Rp500 menjadi Rp50, uang kertas pecahan Rp1000 menjadi
Rp100, dan semua simpanan di Bank yang melebihi Rp25.000 dibekukan.
b) Pembentukan
Deklarasi Ekonomi (DEKON) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia
dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi
perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961 – 1962 harga barang naik 400% .
c) Devaluasi
yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp1000 menjadi
Rp1, Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah
lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih
tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah
meningkatkan angka inflasi.
Orde
Baru
Pada awal orde baru, stabilisasi
ekonomi dan stabilitas politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah
berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan,
karena pada awal tahun 1966 tingkat inflasi kurang lrbih 650% per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana masalah sistem ekonomi liberal
ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha non pribumi dan
sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilahlah sistem ekonomi
campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan
praktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam
perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi – kondisi dan masalah –
masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam
penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah era Keynes di
Indonesia.
Orde
Reformasi
Pemerintahan Presiden BJ.Habibie
yang mengawali masa reformasi belum melakukan maneuver – maneuver yang cukup
tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan –
kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa
kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup
berarti untuk menyelamatkan Negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai
persoalan ekonomi yang di wariskan orde baru harus dihadapi, antara lain
masalah KKN(Korupsi, Kolisi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN,
pengendalian inflasi dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat
skandal bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
Masa kepemimpinan Megawati
Soekarnoputri, masalah – masalah yang mendesak untuk di pecahkan adalah
pemulihan ekonomi dan penegak hukum. Kebijakan – kebijakan yang ditempuh untuk
mengatasi persoalan – persoalan ekonomi antara lain :
a) Meminta
penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 milyar pada pertemuan paris club ke
-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negri sebesar 116,3 triliun.
b) Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara didalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan Negara intervensi kekuatan –
kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil
menaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1% . Namun kebijakan yang
memicu banyak kontrovensi, karena BUMN yang diprivatisasikan dijual ke
perusahaan asing.
Dimasa ini juga direalisasikan
berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), akan tetapi belum ada gebrakan
konkrit dalam pemberatasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak
investor berpikir 2 kali menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya
pembangunan nasional.
Masa
Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Kebijakan controversial pertama
presiden SBY adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikan
harga BBM. Kebijakan ini di latar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia.
Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sector pendidikan dan kesehatan,
serta bidang – bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan controversial pertama menimbulkan kebijakan controversial yang ke
dua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT
tidak sampai ketangan yang berhak, dan pembagiannya banyak menimbulkan berbagai
masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita
adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur masal untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim
investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructur Summit
pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala –
kepala daerah.(Sejarah Perkembangan
Ekonomi di Indonesia.htm).
2.
Pelaku
dan Model - Model Ekonomi
1) Produsen
atau pengusaha : kegiatan pelaku ini dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
dan kepentingan produsen yang utama adalah meraih laba.
2) Konsumen
: kegiatan pelaku konsumen ini disebut dengan konsumsi. Kepentingan konsumen
adalah memenuhi kebutuhannya dengan menperhitungkan keterjangkauan daya
belinya.
3) Lembaga
Perbankan dan Keuangan : kepentingan lembaga perbankan adalah memfasilitasi
proses transaksi dan menyediakan sumber pembelanjaan.
4) Badan
Publik dan Pemerintah : dalam sistem perekonomian suatu Negara lembaga public
dan pemerintah berfungsi untuk menjaga kepentingan masyarakat secara umum,
menjadi wasit dalam sistem perekonomian pasar, dan mungkin juga memberikan
pelayanan public yang tidak ditangani oleh sector swasta.
Sedangkan model – model dalam
perekonomian pasar, dan mungkin juga memberikan pelayanan public yang tidak
ditangani oleh factor swasta.
Sedangkan model – model dalam
perekonomian, kita mengenal model perekonomian tertutup (3 sektor) dan model
perekonomian terbuka (4 sektor). Untuk lebih jelasnya model kedua tersebut
sebagai berikut :
Model
Perekonomian Tertutup
Produsen dan konsumen, secara
sederhana akan melakukan kegiatan penjualan dan pembelian dipasar yang saling
mendukung untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing – masing. Untuk
menfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka
sistem perekonomian memerlukan lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya
seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga
keuangan mikro yang terdapat di daerah perdesaan.
Pergerakan sector ekonomi dari
produsen perkembangannya dapat diketahui secara tidak langsung dengan memonitor
antara lain data perkembangan pemberian fasilitas kredit baru oleh perbankan
nasional dan data perkembangan produksi dari berbagai kegiatan sector ekonomi.
dalam sistem perekonomian sederhana tersebut dalam keadaan normal dan biasanya
akan berjalan dengan sendirinya, tanpa perlu pengaturan yang ketat dari
pemerintah. Pasar dapat mengatur segalanya dengan baik dan sempurna. Pasar se
olah – olah dalam sistem perekonomian ini akan bekerja secara otomatis melalui
tangan kuat yang mengaturnya dari luar, bisa disebut dengan the invisible hand.
Kenyataan dilapangan , mekanisme
pasar tidak dapat memberikan jaminan bahwa model sistem perekonomian sederhana
ini dapat berjalan dengan sempurna, tanpa distorsi atau kerugian bagi
kepentingan masyarakat yang lebih luas. di banyak Negara berkembang umumnya,
terdapatnya kenyataan mekanisme pasar bebas yang tetap menghasilkan banyak
kekurangan, kejanggalan, maupun kecurangan atau kerugian di pihak konsumen.
Dalam hangka panjang sering terjadi kecenderungan pengelompokan produsen
tertentu yang menguasai pangsa pasar secara dominan. Guna menetralisir atau
mengurangi kemungkinan kerugian tersebut, maka diperlukan peran pemerintah atau
lembaga public yang berfungsi melakukan koreksi – koreksi atas sistem pasar
yang tidak efisien dan tidak adil. (Jurnal
Ekonomi & Pendidika, Volume 6 Nomor 2, November 2009 Supriyanto)
Model
Perekonomian Terbuka
Dalam sistem perekonomian yang
terbuka, kita melihat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor
barang dan produk dagangannya ke Negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan
impor keperluan bahan mentah dan bahan penolong maupun komponen mesin atau
barang jadi dari luar Negara kita.
Dalam model ini jasa perbankan dan
lembaga keuangan dapat juga berasal dari sector luar negeri, seperti halnya
kreditor – kreditor swasta luar negeri dan lembaga keuangan internasional,
seperti Asia Development Bank (ADB), world Bank International Monetary Fund (IMF).
Saat ini kita dihadapi pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the
Boderless Economy), yang biasa disebut dengan the global economy. Isu
globalisasi dan perekonomian ini.
Kegiatan para pelaku ekonomi dari luar negeri ini dapat diketahui dan
dimonitor perubahannya melalui analisis pendapatan nasional, laporan neraca
APBN dan laporan secara transaksi berjalan.
3.
Kapitalisme
dan Tragedi Ekonomi
Di era kapitalisme seperti saat ini.
Setiap manusia yang tinggal di atas muka bumi ini sudah bisa melihat, memahami
dan merasakan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kapitalisme global. Mereka
akan langsung bisa menjawab ketika ditanya tentang wajah ekonomi yang
berlangsung saat ini, walaupun tidak bisa memberikan istilah yang tepat
untuknya. Setiap orang langsung dapat mendeteksi bahwa ketidak beresan dari
tata ekonomi yang berlangsung saat ini. Wajah ekonomi saat ini terus berjalan
menuju kepada dua kutub yang sangat berlawanan. Satu kutub telah membawa mereka
yang kaya menjadi semakin kaya, sedangkan kutub lain terus menyeret mereka yang
miskin semakin menjadi miskin dengan jumlah kebutuhan yang semakin membengkak. Untuk
menunjukan keterkaitan ajaran kapitalisme dengan tragedy ekonomi yang saat ini
berkembang, analisis yang pernah dilakukan Karl Marx sesungguhnya sudah cukup
ampuh untuk dapat memahami fenomena tersebut. Ada dua teori penting dari Karl
Marx yang perlu kita fahami bersama, yaitu:
Surplus
Labor and Value Theory
Marx berangkat dari pandangan nilai
(Value) terhadap barang dan jasa, Marx melihat bahwa dengan adanya perubahan
pola produksi dari sistem yang primitive kepada sistem yang modern, maka muncul
ketidak adilan dalam ekonomi.
Pada
produksi yang primitive, ditandai dengan :
1) Kepemilikan
bersifat individual.
2) Produksi
bersifat individual.
3) Penjual
bersifat individual.
4) Pembagian
keuntungan juga bersifat individual.
Sedangkan
pada produksi yang modern, ditandai :
1) Kepemilikan
bersifat individual
2) Produksi
bersifat kolektif
3) Penjualan
bersifat kolektif
4) Pembagian
keuntungan bersifat individual.
Dalam pola produksi modern, yang
bekerja adalah buruh-buruh perusahaan.
Majikan sebagai pemilik perusahaan yang menikmati seluruh keuntungan yang di
hasilkan oleh perusahaan. Sementara itu tenaga para buruh hanya dianggap
sebagai bagian dari komponen biaya produksi. Dalam teori ekonomi kapitalisme,
untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, maka caranya adalah dengan menekan
biaya produksi. Dengan demikian, ekonomi kapitalisme adlah ekonomi yang sangat
dzalim terhadap kaum buruh dan menjadi surge bagi kapitalis.
The
Law Of Capital Accumulations
Dalam persaingan bebas, menurut
Marx, perusahaan yang besar akan senantiasa memakan perusahaan kecil. Oleh
karena itu, jumlah majikan akan semakin berkurang, sebaliknya jumlah kaum buruh
akan semakin banyak. Demikian juga, jumlah perusahaan yang besar juga akan semakin
sedikit, namun akumulasi kapitalnya akan semakin besar. Jika jumlah buruh
semakin banyak, maka akan berlaku hukum upah besi (the iro wages law). Dengan
demikian, nasib kaum buruh akan semakin tertindas sedangkan para kapitalis akan
semakin ganas dan serakah.
Perkembangan kapitalisme global di
abad ini sudah semakin canggih dan kompleks. Keserakahan kaum kapitalis tidak
hanya sampai pada pemerasan kaum buruh dan pencaplokan pengusaha kelas teri,
namun keserakahan mereka sudah menerobos dan dan menjarah kebanyak sector,
terlebih lagi didukuh oleh banyak fasilitas dan lembaga yang mereka cipatakan
sendiri. Menurut Triono(2007) berbagai sector maupun lembaga itu diantaranya
adalah.
1. Sector
Keuangan
Kaum kapitalis tidak hanya ingin
membesar, tatapi mereka juga ingin membesar dengan cepat. Caranya ialah dengan
menciptakan lembaga perbankan dan pasar saham. Fungsi utamanya adalah untuk
mengeruk dana masyarakat dengan cepat, sehingga dapat segera mereka
memanfaatkan untuk menammbah modal perusahaannya agar bisa cepat besar dan
menggurita.
2. Sector
Kepemilikan Umum
Kaum kapitalis tidak hanya ingin
berhenti untuk bermain diwilayah pasar hilir saja, tetapi mereka terus
merangsek untuk mencaplok sumber – sumber ekonomi di wilayah hulu. Mereka ingin
menguasai wilayah – wilayah ekonomi yang seharusnya menjadi milik umum yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Wilayah ekonomi yang ingin terus mereka
kuasai tersebut misalnya adalah berbagai macam sector pertambangan, sumber daya
hutan, sumber daya air, minyak bumi, gas, jalan raya, plabuhan, bandara dan
lain sebagainya. (Terkait Baca: UU No 22 Tahun 2001 tentang migas).
3. Sector
Kepemilikan Negara
Kaum kapitalis juga melirik kepada
perusahaan – perusahan yang banyak dimiliki oleh Negara. Dengan dalih demi
efektivitas dan efisiensi perusahaan, mereka akan mendorong perusahaan milik
Negara tersebut untuk go public, dengan jalan me lego sahamnya kepasar, dengan
harga yang murah.
4. Sector
Kekuasaan
Kaum kapitalis juga ingin memiliki
rasa aman terhadap keberadaan perusahaan – perusahaan mereka. Jaminan rasa aman
hanya dapat diperoleh jika mereka bisa merambah ke wilayah kekuasaan (pengusaha
jadi penguasa). Sebab, disektor inilah berbagai produk hukum akan dibuat. Jika
mereka mamasuki sector ini, maka mereka akan dengan mudah untuk dapat
melahirkan berbagai produk hukum dan kebijakan yang dapat menggantungkan dan
menjamin kelestarian kerajaan bisnis mereka (penjajahan ekonomi sudah masuk
tataran dilgalkan melalui berbagai produk hukum, seperti perpu, Undang – undang
dll yang sering tidak menguntungkan /memihak rakyat).
5. Sector
Moneter
Nafsu serakah untuk terus menerus
melakukan penjarahan kekayaan di berbagai sector dan ke berbagai negeri
ternyata ingin terus mereka lakukan. Kaum kapitalis menciptakan sebuah mekanisme
ekonomi yang dapat memperlicin seluruh sepak terjang mereka, yaitu dengan
mewujudkan sebuah sistem moneter dengan menggunakan basis utama uang kertas.
Dengan berbasiskan pada uang kertas, mereka akan mendapatkan 3 keuntungan
sekaligus, yaitu: keuntungan dari seignorage, keuntungan dari suku bunga dan
keuntungan dengan mempermainkan kurs bebas (sejak 14 agustus 1997)
6. Sektor
Pendidikan
Sector pendidikan, sector ini harus
terseret ke dalam lingkaran kaptitalisme, kepentingan kaum kapitalis, yaitu kebutuhan
untuk memperoleh tenaga kerja yang sangat professional, memiliki skill yang
tinggi dan mau di gaji dengan sangat murah. Caranya adalah melemparkan dunia
pendidikan ke pasar bebas. Peran Negara untuk mengurus pendidikan harus di
kurangi, subsidinya biaya pendidikan harus dihabisi, sehingga biaya pendidikan
bisa menjadi mahal dan produk yang dihasilkan benar – benar sesuai dengan
tuntunan pasar. Model pendidikan seperti ini hanya mengasilkan manusia –
manusia yang pragmatis, opurtunis dan hanya bermental kuli. Pendidikan seperti
ini sangat sulit dapat menghasilkan manusia – manusia yang idealis dan yang mau
berfikir untuk bangsa. (Jurnal Ekonomi
& Pendidika, Volume 6 Nomor 2, November 2009 Supriyanto)
4.
Faktor
yang memperngaruhi karakteristik Perekonomian Indonesia
Ada beberapa factor yang sangat
mempengaruhi karakteristik perekonomian Indonesia, antara lain :
Faktor
Geografi
Seperti yang kita ketahui bersama,
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia disebut juga Negara
Nusantara.
Menurut
Sutjipto (1975) Indonesia terdiri dari 13.677 pulau besar dan kecil :
terbentang dari 6 LU sampai 11 LS sepanjang 61. 146 km. maka dari itu,
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang berbeda – beda karena perbedaan SDA,
SDm, kesuburan tanah, curah hujan. Selain itu Indonesia juga banyak perairan
(menjadi Negara bahari) letaknya strategis karena, memilik posisi silang
(antara benua asia dan benua Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara
laut atlantik dan laut pasifik) dan menjadi paru – paru dunia (memiliki hutan
tropis terbesar).
Indonesia menhadapi kesulitan
komunikasi dan transportasi antar pulau baik untuk angkutan barang, maupun
penumpang. Arus barang yang tidak lancer, perbedaan harga barang yang sangat
tajam di masing – masing daerah, perbedaan kesempatan pendidikan dan lapangan
pekerjaan semuanya itu merupakan potensi kesenjangan.
Factor
Demografi
Adanya permasalahan tentang
penyebaran penduduk tidak merata, upah yang sangat randah untuk mata
pencaharian tertentu (seperti petani, dan buruh tani) , kualitas SDm yang
rendah, produktivitas rendah karena taraf hidup yang rendah. Padahal Indonesia
berpenduduk lebih dari 210 juta orang membutuhkan berbagai barang, jasa dan
fasilitas hidup dalam ukuran serba besar (pangan, sandang, perumahan dan lain –
lain). Namun di lain pihak, kemampuan kita untuk berproduksi (produktivitasnya)
rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi munculnya rawan kemiskinan.
Faktor
Sosial
Dengan beragam budaya, adat
isitiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda – beda. Karena
perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama, maka visi,
presepsi, interpretasi dan reaksi mereka terhadap isu – isu yang bisa berbeda –
beda yang sering kali menimbulkan konflik sosial.
Factor budaya yang masih juga
terpengaruh oleh budaya timur dikarenakan Indonesia merupakan salah satu bangsa
timur yaitu bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi sejak akhir perang dunia
2. Budaya timur atau yang disebut status Orientation berciri-ciri semangat
hidupnya mengejar pangkat, kedudukan, status, (dengan symbol – symbol sosial).
Etos kerjanya lemah, senang dengan bersantai-santai tetapi mempunyai tingkat di
siplinnya rendah dan kurang menghargai waktu.
Politik juga mempengaruhi
karekteristik perekenomian Indonesia. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup
dibawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme. Cirri utama feodalisme antara
lain adalah kutus individu (raja selalu diagungkan).
5.
Ilmu
Ekonomi dan Studi-Studi Pembangunan
Studi
pembangunan ekonomi adalah suatu cabang yang paling baru dari disiplin ilmu
yang lebih luas yaitu ilmu ekonomi dan ekonomi politik. Pembahasan yang
sistematis tentang masalah dan proses pembangunan ekonomi di afrika,asia dan
amerika latin baru muncul sekitar 4 dasawarsa yang lalu. Namun, ada sementara
kalangan yang tetap menyatakan bahwasanya ilmu ekonomi pembangunan (development
economics) itu bukan merupakan cabang khusus dari ilmu ekonomi yang jelas-jelas
memiliki cirri-ciri khas seperti hal nya ilmu makro ekonomi,ilmu ekonomi
ketenagakerjaan (labor economics), ilmu keuangan Negara (public finance),atau
ilmu ekonomi moneter (monetary economics).mereka menyatakan bahwa ilmu ekonomi
pembangunan itu hanya merupakan campuran dari cabangcabang ilmu tersebut
diatasdengan pemusatan perhatian secara khusus pada perekonomian pada
masing-masing Negara-nagara di Afrika,Asia dan amerika latin.
6.
Hakikat
Ilmu Ekonomi Pembangunan
Ekonomi
tradisional (traditional economics), Adapun upaya untuk memanfaatkan
sumber-sumber daya tersebut secara optimal agar dapat menghasilkan sebanyak
mungkin barang dan jasa. Yang dimaksudkan dengan ilmu ekonomi tradisional
adalah ilmu ekonomi klasik dan neo klasik yang banyak di ajarkan, terutama,
dalam buku teks pengantar ekonomi di Amerika dan Inggris. Ilmu ekonomi neo
klasik tradisional menitik beratkan pembahasannya pada aspek-aspek ekonomi
dunia kapitalis yakni memulai dari pasar sempurna, kedaulatan konsumen
penyesuaian harga secara otomatis serta pentingnya keseimbangan atau
ekuilebrium atau segenap pasar output ( penawaran dan permintaan produk-produk
berupa barang dan jasa ) dan pasar input ( penawaran dan permintaan
sumber-sumber daya atau factor-faktor produksi, yakni tenaga kerja, modal,
teknologi ).
Ilmu
ekonomi politik ( political economy) lebih luas dari jangkauan ilmu ekonomi
tradisional. Fokus khususnya antara lain adalah proses-proses social dan
institusional yang memungkinkan kelompok-kelompok elit ekonomi dan politik
mempengaruhi alokasi sumber-sumber daya produksi yang persediaannya selalu
terbatas. Ilmu ekonomi politik itu intinya membahas kaitan antara ilmu politik
dan ilmu ekonomi, dengan perhatian utama pada peranan kekuasaan dalam pembuatan
keputusan-keputusan ekonomi.
Ilmu
ekonomi pembangunan (development economycs), selain mengupas cara-cara alokasi
sumber daya produktif langka seefisien mungkin serta kesinambungan
pertumbuhannya dari waktu ke waktu, ilmu ekonomi pembangunan juga memberi
perhatian pada mekanisme ekonomi, social, politik dan kelembagaan, baik sector
swasta maupun yang terdapat di sector pemerintah/ public.
7.
Hakikat
Pembangunan Nasional
Hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Hal Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah
sebagai berikut:
1. Ada
keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Unsur yang harus di perhatikan yang seimbang seperti
halnya unsure manusia, unsur social budaya.
2. Pembangunan
adalah merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
3. Subyek
dan obyek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus bekepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan
masyarakat yang tetap berkepribadian Indonesia.
4. Pembangunan
dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyakat adalah pelaku
utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing
serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan pemerintah saling mendukung,
saling mengisi, dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju
tercapainya tujuan pembangunan nasional.
8.
Tujuan
Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional dilaksanakan
untuk mewujudkan tujuan nasional seperti dalam pembukaan undang-undang dasar
1945 alinea ke IV, yaitu …melindungi sejenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagai
mana terdapat di alinea 2 pembukaan UUD 1945.
9.
Pertumbuhan
Ekonomi, Kemiskinan, dan Keterbukaan
Persoalan
kemiskinan menjadi sebuah topik yang sering di perbincangkan. Menurut pandangan
Sumitro Djojohadikusumo yang di ungkapkan pada siding pleno ISEI ( Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia) di bukittinggi mendapatkan tanggapan hangat dari
ahli ilmu ekonomi dan ilmu social lainya (Kompas, 30 Juni, 1 Juli, 4 Juli, dan
10 Juli 1989).
Sebenarnya
kurang tepat bila pandangan itu di sebut sebagai Pleidoi Orde Baru. Berbagai
kemajuan yang menunjukan perbaikan pada pembagian pendapatan mesyarakat serta
pengurangan kemiskinan absolute. Selanjutnya dengan data SUSENAS dan patokan
bank dunia di hitung tingkat ketimpangan masyarakat yang menunjuk pada posisi
Indonesia yaitu low inequality, atau ketimpangan yang lebih rendah. Untuk
kemiskinan absolute di gunakan tahun
1976-1986, untuk distribusi pendapatan dari 1980-1987 dan indeks nilai tukar
dari 1984-1989 ( Januari ).
Tetapi
sumitro tidak semata-mata melihat kecederungan-kecenderungan di atas saja. Ia
juga mengungkapkan masalah kesempatan kerja dan pengangguran, dan di sini keadaannya
tidak menggembirakan. Persoalan penting dari hubungan pertumbuhan ekonomi,
Kemiskinan dan pembagian pendapatan nasional adalah pertumbuhan mengurangi
kemiskinan.
10. Ciri-ciri Sistem Ekonomi
Ciri-ciri
system ekonomi antara lain :
1. System
ekonomi tradisional
-
Belum adanya pembagian kerja yang jelas
-
Ketergantungan pada sector
pertanian/agraris
-
Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan
sehingga kurang dinamis
-
Teknologi produksi sederhana
2. System
ekonomi terpusat/ komando ( sosialis )
-
Kegiatan perekonomian dari produksi
distribusi dan konsumsi serta harga di tetapkan pemerintah dengan peraturan
Negara
-
Hak milik perorangan atau swasta tidak
di akui sehingga kebebasan individu dalam berusaha tidak ada
-
Alat-alat produksi di kuasai oleh Negara
3. System
ekonomi liberal ( kapitalis )
-
Diakuinya kebebasan pihak
swasta/masyarakat untuk melakukan tindakan ekonomi
-
Diakuinya kebebasan memiliki barang modal ( barang capital )
-
Dalam melakukan tindakan ekonomi di
landasi semangat untuk mencari keuntungan sendiri
4. System
ekonomi campuran
-
Adanya pembatasan pihak swasta oleh
Negara pada bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai
oleh Negara
-
Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi
di pasar adalah campur tangan pemeritah dengan berbagai kebijakan ekonomi
-
Hak
milik perorangan di akui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan kepentingan umum
5. System
ekonomi pancasila
Pasal 33 setelah
amandemen 2002
-
Perekonomian di susun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
-
Cabang-cabang produksi yang penting bagi
Negara dan yang menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
-
Bumi dan air dan kekayaan alamyang
terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara dan di pergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat
-
Perekonomian nasional di selenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi denga prinsip kebersamaan, efisiensi,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan linkungan, kemandirian, serta menjaga
keseimbangan dan kemajuan kesatuan ekonomi nasional.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Indicator yang paling mudah
digunakan untuk memahami apakah sebuah Negara itu bercorak kapitalisme ataukah
sosialisme ? adalah dengan melihat seberapa besar pihak swasta atau pihak
Negara menguasai sector ekonomi. jika sector – sector ekonomi lebih banyak dikuasai
oleh pihak swasta, maka Negara tersebut cenderung bercorak kapitalisme.
Sebaliknya, jika ekonomi lebih banyak dikendalikan oleh Negara, maka lebih
bercorak sosialisme.
Jika menggunakan tolak ukur di atas,
maka jejak kapitalisme di Indonesia dapat di telusuri ketika Indonesia mulai
memasuki era permintaan orde baru tepatnya dimulai sejak maret 1966. Orientasi
permintaan orba sangat bertolak belakang dengan era sebelumnya. Kebijakan orba
lebih berpihak kepada barat dan menjauhi ideology komunis.
Menjelang awal tahun 1970 an atas
kerja sama Bank Dunia, dana moneter Internasional (IMF), Bank pembanguna asia
(ADB) dibentuk suatu konsorium inter Government Group on Indonesian (IGGI) yang
terdiri atas sejumlah Negara industry maju termasuk jepang untuk membiayai
pembangunan di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah menggeser sistem
ekonominya dari sosialisme lebih ke arah semikapitalisme (tambunan,1998).
Memasuki periode akhir 1980 an dan
awal 1990 an sistem ekonomi indonesia terus mengalami pergeseran. Menilik
kebijakan yang banyak di tempuh pemerintah, kita dapat menilai bahwa ada sebuah
mainstream sistem ekonomi telah di pilih atau telah dipaksakan kepada Negara
kita.
No comments:
Post a Comment